Sabtu, 22 Maret 2014

TAHAP AWAL : INGIN BERJILBAB

TAHAP AWAL: INGIN BERJILBAB



Assalamu'alaykum ukhtifillah...
Apa niatmu ketika membuka postingan  ini ?
Boleh Rizka tebak ya,pasti ada keinginan di hatimu untuk mulai mengenakan jilbab. Atau sudah lama sekali berkeinginan untuk mengenakan namun tak tahu bagaimana tahapan awalnya.  Mungkin alasannya simpel,yap malu bertanya langsung dengan teman. Entah karena takut dianggap sok 'alim atau mungkin terbesit dihati "Imanku masih lemah"


Ukhti,tahukah kau bahwa keinginan baikmu itu sudah tercatat. Namun,akan jauh lebih baik lagi jika kau tak menundanya. Langsung saja,ini dia kisahnya. Semoga bermanfaat :)


Sepulang dari pengajian di sekolahku, aku sadar bahwa jilbab itu wajib. Aku bertekad untuk menggunakannya. Namun,keraguan itu terus menghantui. Bukan hanya soal ibadah dan keimanan. Tapi aku berpikir tentang bagaimana aktifitas keseharianku nantinya,anggapan keluarga dan teman-temanku,serta dari mana aku mendapat biaya tambahan untuk membeli pakaian muslimah.

Dinda     : "Mbak,dinda boleh tanya sama mbak nggak ?"
Raisya   : "Boleh,kenapa din?"
Dinda   : "Dinda mau berjilbab mbak,mbak setuju nggak ?"
Raisya   : "Kenapa kamu mau berjilbab ? nggak usahlah. Percuma kalau kamu buka tutup"
Dinda   : "InsyaAllah,Dinda sudah yakin mbak. Dinda nggak buka tutup kok"
Raisya  : "Terserah kamu aja,yang jelas kusarankan nggak usah. Soalnya aku pernah pakai jilbab. Tapi akhirnya,kubuka juga gara-gara nggak tahan godaan. Kamu kan cantik,rambutmu juga bagus. Ngapain kamu berjilbab ?" 
Tapi,semua pernyataan itu tak menggoyahkan azzamku. Kesokan harinya,aku berangkat sekolah seperti biasa. Aku duduk di depan masjid sambil menunggu salah satu temanku yang aktif di kerohanian sekolah selesai shalat dzuhur.
Fatimah : " Dinda kenapa,kok murung ? "
Dinda    : " Aku sedih Fath. Aku ingin curhat ke kamu. Bolehkah ?"
Fatimah  : "Iya,curhat aja. Dengan senang hati kudengarkan. Siapa tau aku bisa bantu."
Aku jelaskan semua permasalahan mengenai niatku ini. Dan,aku kagum dengan jawaban yang ia lontarkan. Setiap untaian katanya pas dihati,tak kurang suatu apapun.  Ia justeru mensupport niat baikku. Hal yang paling berkesan adalah dia mau meminjamkan beberapa pakaian muslimahnya untukku. Yang aku tahu ia juga tak punya banyak.
" - Soal apa kata keluarga dan teman-teman itu bukan masalah besar,karena itu masalah yang datangnya dari luar.  Tak usah pikirkan perkataan orang yah,karena indah di mata Allah itu jauh lebih penting dari sekedar indah di mata manusia.
-Soal bagaimana kelak kamu beraktifitas. Kamu tak usah khawatir terganggu dengan rok atau gamis ini. Bukankah panglima  perang di zaman Rasulullah pun menggunakan gamis ? Mereka nggak pakai Levis. Heheh
-Soal Biaya yang menghambatmu membeli pakaian muslimah.  Selagi kamu nabung untuk membeli sendiri,pakai aja dulu pakaian,seragam sekolah,dan jilbabku. Aku masih punya beberapa. Dan satu lagi,dengan jilbab ini kamu terlihat anggun. Senyum dulu dong hehehe..."
 Dinda   : " Alhamdulillah, aku bersyukur mempunyai teman sepertimu. Semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan yang lebih baik lagi. Aamiin
Fatimah : "Ah kamu lebay,hoya jangan tersinggung ya aku pinjami baju begini. Aku teringat hadits Rasulullah din. Tapi jangan lupa dikembalikan yah ! Belum lunas heheheh"
"Aku bertanya, “ Ya Rasulullah, salah seorang di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab. Rasulullah saw. bersabda: Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.” (HR Muslim).
Sejak saat itu,aku mengenakannya...
Perlahan menata hatiku...
Hingga saat kutuliskan kisah ini..
Ia tetap setia melekat di tubuhku..
Menjaga kehormatanku....




Coming soon....
-----------------------------------------------------------------------------------------------R.A. Utami


Tidak ada komentar: