Selasa, 26 Mei 2015

Tanah Kering Mencintai Embun

Aku ingin mencintai kau sebagaimana tanah kering mencintai embun. Kau tahu ? Tanah kering membutuhkan setetes kesejukkan, kesegaran, yang semuanya bisa didapatkan dari embun. Sebagaimana aku membutuhkan kau.

Namun sayang, tanah tak mampu menyentuh embun yang berada jauh diatas permukaan daun. Dan kalaupun tanah mampu, ia pasti tak melakukan itu. Seperti aku yang tak mampu menyentuh kau. Dan meskipun aku mampu, aku tak mau. Aku tak mau Allah membenciku.

Minggu, 10 Mei 2015

Mahasiswa Pencari Muka


Statement 1 :
Mbak-mbak eh mas-mas, jadi mahasiswa ga usah ‘cari muka’. Duduk maunya di barisan paling depan, supaya dilihat dosen. Datang paling awal, pulangnya  sok belakangan. Dosen nanya, dia ngejawab mulu. Disuruh nanya, nanya yang susah-susah, akhirnya yang lain ikut pulang telat gegara dosennya ngejelasin panjang lebar.

Teman Hidup

Mencari sahabat tak ubahnya seperti mencari teman hidup. Semakin dekat, semakin kenal, semakin cinta. Semakin cinta, semakin kita memahami lebih-kurangnya “dia”. Bahkan akan ada suatu masa dikala semua keburukannya hampir saja menutup matamu. Namun, tetap saja. Kamu masih bertahan dengannya. Setia. Setia dengan orang yang “terlanjur” kamu pilih. Kamu percayakan.

Seolah-olah ada ikatan resmi diantaramu, meski wujudnya bukan pernikahan. Namun, rasanya ganjil jika kamu pergi meninggalkan dia hanya karena kamu tahu kekurangannya. Bukankah kurang itu manusiawi ? Mungkin saja dia juga merasa kamu tidak seperti “kamu”.  Namun, baginya ada berjuta alasan untuk tetap bersama.

Akhirnya terlintas di pikiranmu tentang satu hal. Selingkuh. Berganti  sahabat baru yang kamu anggap lebih baik.

Sekali-kali tidak. Kamu, aku, kita. Semua punya sisi buruk. Namun jangan pernah lupakan sisi