Rabu, 26 Maret 2014

Ego Persahabatan

Langkah kecilnya selalu saja membuat orang sekelilingnya berdecak kagum. Dengan kelembutannya dan senyumnya yang khas ia selalu bangga menjadi dirinya sendiri. Tak seperti remaja lainnya yang labil,ia justeru mampu mempertahankan stabilitasnya. Stabilnya berbeda,tak hanya stabil soal pergaulan namun juga stabil dari sisi keimanan. Ya,begitulah pengamatanku.
Diam-diam aku menyimpan rasa iri dengannya. Aku iri ketika ia mampu melantunkan ayat cinta Sang Maha Kuasa dengan merdunya. Menggetarkan dada siapa saja yang mendengarnya. Aku tau itu meski aku tak pernah melakukan survei pada hati setiap mereka yang mendengar lantunan suci dari sosok mungil itu.

Aku bingung,apakah keputusanku untuk iri padanya ini adalah suatu kebaikan. Atau justeru,karena terselip rasa dengki dalam batinku ? Entahlah..

Dia yang selalu saja menampakkan wajah cerianya,selalu menjadi pemula dalam mengucapkan salam,selalu ikhlas kala sekelilingnya butuh. Lagi lagi aku dapat membaca raut wajahnya,terpancar keikhlasan disana.

Aku ! akulah salah satu korbannya. Korban yang tenggelam dalam rasa kagum terhadapnya. Layaknya seekor kucing,pastilah suka jika berada dekat dengan ikan asin. Aku pun mendekatinya,karena aku suka berada dekat dengannya. Ketentraman batin kudapat ditengah hiruk pikuk kehidupan remaja masa kini. Terlebih  lagi di sekolah umum seperti sekolah kami. Dia adalah sosok manis yang langka !

Tiga tahun dekat dengannya bukanlah waktu yang sedikit. Cukup lama dalam perhitungan persahabatan. Sungguh dalam ikatan batin kami. Menyemai suka duka bersama. Atau mungkin tak bersama,bisa saja ia menyembunyikan dukanya. Sedangkan aku selalu berbagi duka,dan satu hal yang takkan pernah ku lupa adalah ketulusannya dalam menolong. Karena setiap yang tulus tak mengharap balasan apapun. Itulah dia ! sosok yang mengajarkan aku arti persahabatan.

"Ketika di berbagai media menayangkan cerita-cerita persahabatan atas dasar kesamaan nasib dan kesolidan. Aku rasa persahabatan kita lebih mendalam dari itu. Bayangkan, persahabatan ini bukanlah soal kesamaan nasib atau derita saja. Lebih kawan ! Persahabatan ini dibangun atas dasar iman,saling mencintai karena Allah." Kalimat yang terbesit dalam benakku.

Namun,tak selamanya suatu hubungan berjalan mulus. Layaknya sebuah jalan besar,ada kalanya jalan itu diguyur hujan,panas terik,atau sekedar rintik-rintik. Satu hal yang biasa ketika ego mengalahkan akal. Dan disini aku baru sadar,bahwa cinta segitiga bukan hanya ada pada telenovela. Ternyata,ada pula istilah segitiga dalam persahabatan. Situasi rumit yang sedikit membuat jarak antara dua orang,hanya karena pihak ketiga.

Coming soon..

Sepotong episode masa SMA bersamamu sahabatku. Sengaja kutuliskan kisah ini,sebagai kado terindah dihari ulang tahunmu Desember nanti. Maafkan aku atas egoku kawan. Aku memaafkanmu,ku harap kau pun begitu..


Tidak ada komentar: