Kamis, 25 Desember 2014

Duhai Sampaikanlah

Duhai Sampaikanlah

Duhai dara, sampaikanlah..
Sampaikan segores baktiku di air mukanya
Jangan. Janganlah kau endap di sangkar
Tidak. Ramuan hati tak awet mengakar

Duhai rembulan, sampaikanlah..
Sampaikan suryamu di kalbunya
Jangan. Janganlah kau endap di angkasa
Tidak. Cahaya bening sejuk terasa

Hening. Sepi. Bisu.
Suara jangkrik menampar sendu
Langit menatap muka nan sayu
Pilu  hati tertusuk tombak batu

Duhai, bisukah kau wahai dara ?
Hey, tulikah kau wahai bulan ?
Nona bertanya asa terhenyak
Nafas bisu menderu menerpa

Ulangi lagi. Sampaikanlah..
Sampaikan sesal dan maafku untuknya
Duhai, sampaikanlah!
Sampaikan cinta lama beralas doa

Terlambatkah ?
Berjuta ‘Ah’ kulontar mengiris noktah
Beribu peluru kuhantar  menyayat nanar
Sampaikah, Bunda ?

Dimuat di  : http://www.sejutaekspresi.com/tulisan/duhai-sampaikanlah/

Kamis, 04 Desember 2014

Jangan Jadi Penulis



Ucapan beliau cukup membuat dadaku berdegub kencang. Bukan. Aku tidak sedang jatuh cinta. Hanya saja terdiam, menelan ludah, menelisik lagi niat dalam hati. Menghapus tulisan-tulisan buruk yang terpampang di kronologi Facebookku. 

Membuat gumpalan daging dalam dada bertanya “Sudah benarkah niatnya ? Apakah yang kuharapkan hanya anggapan orang-orang ? Popularitas ? Dunia ?”

“Wah dia seorang penulis ! Sungguh hebatnya ia..” Itukah yang kumau ? Lantas aku bertanya pada hati. Entah ia menjawabnya dengan apa, tapi aku menemukan jawabannya. Ah, ternyata aku salah ! 

Astaghfirullah..

Aku harap aku tidak sedang lupa pada hadits yang seringkali terngiang. Bahwa segala sesuatu tergantung niatnya. Sungguh baik jika niat seorang penulis karena ingin menebarkan hikmah, inspirasi, ilmu yang bermanfaat bagi yang lain. Bagaimana jika bukan itu ?

“ Setiap kita terlahir sebagai seorang penulis,  menulis tidak membutuhkan minat dan bakat, tapi ketekunan dan keuletan. Maka persiapan untuk menulis, harusnya menuntut ilmu terlebih dahulu.” 

Kira-kira begitu kata beliau. 

“Kalaupun cita harus dikubur hidup-hidup, kita masih bisa memberi bunga di atas makamnya. Benarlah beliau. Apalah arti sebuah karya tanpa kemanfaatan, tanpa keikhlasan, tanpa ilmu..”